Kamis, 22 Februari 2018

Training Ala Tu-SiWork


Mengawali 2018 dengan yang manis-manis. Seperti itulah pertemuan volunteer Tunanetra Sighter Network (Tu-SiWork) di The Red Corner Cafe pada Minggu 14 Januari. Setelah melalui proses seleksi volunteer oleh inisiator, terpilihlah 36 volunteer dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari mahasiswi, guru, karyawan, hingga dosen yang siap menghabiskan akhir pekannya bersama teman-teman di SLB-A YAPTI.

Volunteer dibagi menjadi tim pengajar, tim pendamping, tim public relation, dan tim desain grafis yang akan berkolaborasi dari Februari hingga Agustus mendatang. Kelas yang terbentuk dalam program ini terdiri dari kelas bahasa Inggris, kelas literasi, kelas pemrograman komputer , dan kelas Microsoft Office. Program akan dilaksanakan di SLB-A  YAPTI Makassar.
  
Pertemuan volunteer Tu-SiWork bukan sekadar bertemu tapi ada Tu-siwork Training langsung dari teman-teman Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI). Dimulai dari perkenalan PERTUNI, cara belajar difabel tunanetra, hingga tips and trick menjadi partner belajar yang baik bagi difabel tunanetra.
Beberapa tips yang dibagikan teman-teman PERTUNI , yang mungkin dianggap hal sepele tapi sangat bermanfaat :

  • Ketika ingin berkomunikasi dengan tunanetra, jangan sentuh bahu tapi punggung tangan.
  • Mulai dengan mengajak berbicara duluan.
  • Jangan tinggalkan tunanetra begitu saja setelah pembicaraan selesai. Pamit sebelum meninggalkan agar mereka tidak tinggal berbicara sendiri.
  • Deskripsikan hal visual secara detail. Misal keberadaan benda, tata letak ruang, dsb.
  •  Jelaskan jika ada posisi benda atau tata letak ruang yang berubah.
  • Apabila mendeskripsikan benda  jangan hanya dijelaskan bentuknya, biarkan mereka meraba benda tersebut.
  • Sebagai pendamping, jangan bagikan informasi pribadi.
  • Jangan bandingkan tunanetra satu dengan yang lain terutama orientasi karena akan membuat mentalnya drop.
Training berlangsung dengan santai tapi tidak main-main. Volunteer sangat antusias bertanya dan teman-teman dari PERTUNI pun menjawab dengan cara yang unik sampai-sampai harus diperagakan agar volunteer lebih paham keseharian dan cara belajar difabel tunanetra. Rangkaian training yang berlangsung kurang lebih 4 jam tidak terasa karena diselingi candaan.

Setelah rangkaian training yang singkat tapi sangat berkesan, dilanjutkan dengan diskusi silabus mengajar yang telah disusun sebelumnya oleh volunteer pengajar. Volunteer berdiskusi secara berkelompok sesuai kelas yang dipilih dan didampingi teman-teman PERTUNI. Diskusi dilakukan untuk menyesuaikan silabus dengan kebutuhan teman-teman tunanetra di YAPTI. Setelah diskusi, masing-masing ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan menentukan materi yang akan diajarkan pada trial class tanggal 20 dan 21 Januari.

Diskusi Volunteer untuk Trial Class

Rangkaian training diakhiri dengan ‘Kotak Rasa Tusiwork’. Volunteer diminta untuk menuliskan pesan dan kesan serta harapan bagi program Tu-SiWork kedepannya. Dan yang tak kalah penting sebelum pulang adalah foto-foto untuk mendokumentasikan kebersamaan volunteer Tu-SiWork dan teman-teman PERTUNI di Minggu sore yang basah karena hujan tapi tetap hangat karena candaan.  


 Sesi Foto Volunteer dan Teman-teman PERTUNI

Senyum Bahagia untuk Memulai Tu-SiWork Project 
Previous Post
Next Post

0 komentar: