Mengawali 2018 dengan yang
manis-manis. Seperti itulah pertemuan volunteer Tunanetra Sighter Network (Tu-SiWork)
di The Red Corner Cafe pada Minggu 14 Januari. Setelah melalui proses seleksi volunteer
oleh inisiator, terpilihlah 36 volunteer dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Mulai dari
mahasiswi, guru, karyawan, hingga dosen yang siap menghabiskan akhir pekannya
bersama teman-teman di SLB-A YAPTI.
Volunteer dibagi menjadi tim
pengajar, tim pendamping, tim public
relation, dan tim desain grafis yang akan berkolaborasi dari Februari
hingga Agustus mendatang. Kelas yang terbentuk dalam program ini terdiri dari
kelas bahasa Inggris, kelas literasi, kelas pemrograman komputer , dan kelas Microsoft Office. Program akan dilaksanakan
di SLB-A YAPTI Makassar.
Pertemuan volunteer Tu-SiWork bukan sekadar bertemu tapi ada Tu-siwork Training langsung
dari teman-teman Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI). Dimulai dari
perkenalan PERTUNI, cara belajar difabel tunanetra, hingga tips and trick menjadi partner belajar yang baik bagi difabel
tunanetra.
Beberapa tips yang dibagikan teman-teman PERTUNI , yang mungkin dianggap hal
sepele tapi sangat bermanfaat :
- Ketika ingin berkomunikasi dengan tunanetra, jangan sentuh bahu tapi punggung tangan.
- Mulai dengan mengajak berbicara duluan.
- Jangan tinggalkan tunanetra begitu saja setelah pembicaraan selesai. Pamit sebelum meninggalkan agar mereka tidak tinggal berbicara sendiri.
- Deskripsikan hal visual secara detail. Misal keberadaan benda, tata letak ruang, dsb.
- Jelaskan jika ada posisi benda atau tata letak ruang yang berubah.
- Apabila mendeskripsikan benda jangan hanya dijelaskan bentuknya, biarkan mereka meraba benda tersebut.
- Sebagai pendamping, jangan bagikan informasi pribadi.
- Jangan bandingkan tunanetra satu dengan yang lain terutama orientasi karena akan membuat mentalnya drop.
Training berlangsung dengan
santai tapi tidak main-main. Volunteer sangat antusias bertanya dan teman-teman
dari PERTUNI pun menjawab dengan cara yang unik sampai-sampai harus diperagakan
agar volunteer lebih paham keseharian dan cara belajar difabel tunanetra.
Rangkaian training yang berlangsung kurang lebih 4 jam tidak terasa karena
diselingi candaan.
Setelah rangkaian training yang
singkat tapi sangat berkesan, dilanjutkan dengan diskusi silabus mengajar yang
telah disusun sebelumnya oleh volunteer pengajar. Volunteer berdiskusi secara
berkelompok sesuai kelas yang dipilih dan didampingi teman-teman PERTUNI. Diskusi
dilakukan untuk menyesuaikan silabus dengan kebutuhan teman-teman tunanetra di
YAPTI. Setelah diskusi, masing-masing ketua kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dan menentukan materi yang akan diajarkan pada trial class tanggal 20 dan 21 Januari.
Diskusi Volunteer untuk Trial Class
Rangkaian training diakhiri
dengan ‘Kotak Rasa Tusiwork’. Volunteer diminta untuk menuliskan pesan dan
kesan serta harapan bagi program Tu-SiWork
kedepannya. Dan yang tak kalah penting sebelum pulang adalah foto-foto untuk
mendokumentasikan kebersamaan volunteer Tu-SiWork
dan teman-teman PERTUNI di Minggu
sore yang basah karena hujan tapi tetap hangat karena candaan.
Sesi Foto Volunteer dan Teman-teman PERTUNI
Senyum Bahagia untuk Memulai Tu-SiWork Project
0 komentar: