“Saya mau jadi jurnalis, Kak.”
Ungkap Firdaus sangat yakin saat kami mempersilahkannya untuk memperkenalkan
diri serta tujuan mengikuti kelas kami. Mendengar impiannya membuat saya
tersipu malu menyadari betapa hal yang sama telah saya kubur bertahun-tahun
lalu.
Kelas Out Door di Benteng Rotterdam |
Kelas Literasi merupakan satu
dari dua kelas diadakan oleh Tuna Netra Sighted Network atau yang lebih gampang
disebut dengan akronim TuSi Work bekerja sama dengan PERTUNI yaitu Persatuan
Tuna Netra Indonesia, Yayasan Pendidikan Tunanetra Indonesia, dan Forum Lingkar Pena Sulawesi Selatan. Kedua kelas ini diadakan di SLB-A Yapti dengan
jadwal yang berbeda berdasarkan peminatan peserta. Lebih dalam, kelas literasi
bertujuan untuk memperkenalkan dunia kepenulisan kepada para penyandang
difabel. Tidak hanya itu, pun kelas ini bertujuan untuk memediasi tulisan para
peserta dalam media daring agar tulisan yang dihasilkan mengikuti trend
pembaca.
Pada pertemuan pertama, kami memperkenalkan blog dan pentingnya media
dalam menyalurkan tulisan mereka, siswa kemudian dibagi dalam beberapa kelompok
pendamping untuk membantu mereka meluncurkan blog perdana. Saat itu saya
ditunjuk untuk mendampingi Hasni yang mengatakan kalau ia ingin menyalurkan
semangat dalam beragama pada blognya, juga bahwa dia menyukai warna biru dan
amat membenci kucing. Blog sederhana yang ia buat dapat dibaca di:
Setelah beberapa blog rampung,
materi kemudian berlanjut pada PUEBI atau Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia
lalu pada teknik pengumpulan data dalam bentuk wawancara. Saya kemudian berkenalan lebih jauh dengan
Ulva yang meskipun telah menjuarai perlombaan menulis di tingkat nasional dan
internasional, tidak menyurutkan niatnya untuk terus berkarya dan bergabung di
kelas literasi Tusi Work. Blog ulva dapat diakses di: ulvamaros93.blogspot.com.
Kelas Literasi Bersama FLP Sul-Sel |
Ikut berpartisipasi di kelas ini
membuat saya memperoleh banyak hal, diantaranya adalah kesadaran akan
pentingnya saling bahu membahu agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar serta
pentingnya memiliki tekad baja yang saya sadari setelah mengetahui para peserta
penyandang disabilitas netra yang menghadiri kelas ini harus berjuang lebih
banyak dari orang kebanyakan untuk memperoleh impian mereka. Seluruh kisah
hidup yang peserta kelas literasi bagikan pada saya membuat saya banyak belajar
dan berdoa untuk kesuksesan mereka dalam mencapai impian mereka.
Beberapa blog peserta kelas
literasi yang telah rampung dapat dilihat di:
Tulisan ini persembahan koordinator kelas Literasi tahun 2019, Ayu Indah atau biasa disapa Iin.