Dalam rangka ujian nasional
SMA dan SMP tahun 2018, relawan dari
projek sosial Tusiwork (Tunanetra Sighted Network), mendampingi
siswa-siswa SMA dan SMP SLB-A Yapti selama Ujian
Nasional.
Ujian Nasional tersebut dilaksanakan di Gedung
SLB-A Yapti di Jalan Kapten Pierre Tandean.
Selama ujian berlangsung
satu orang siswa didampingi oleh satu pendamping ujian, ada 2 siswa SMA yang mengikuti ujian, sedangkan siswa SMP berjumlah 3 siswa.
Pendamping ujian
bertugas untuk membacakan soal dan memberikan pengarahan dalam
pengisian lembar jawaban komputer. Bagi siswa difabel netra untuk ujian nasional sendiri berbeda dengan ujian nasional siswa pada umumnya, untuk
tunanetra ada dua bentuk soal dan lembar
jawaban dimana salah satu tulisan biasa
untuk penamping dan satu soal braille
untuk siswa, namun jawaban yang harus diisikan dalam kedua jenis lembar jawaban
tersebut harus sama.
Yulianti, Relawan Tusiwork
sekaligus pendamping ujian mengatakan
bahwa ia tidak menemukan adanya kesulitan selama mendampingi siswa difabel netra
“Salut dan semangat
mereka yang tidak menjadikan keterbatasan sebagai penghalang ujian.” Ujar
Yulianti saat mendampingi ujian matematika pada hari Selasa.
“Peserta cukup mandiri
dengan memikirkan jawaban sndiri dan
mengisi lembar jawaban braille dengan lancar” tambahnya.
Selain mendampingi
ujian nasional, Yulianti juga melakukan pendampingan dalam pelaksanaan ulangan semester di SMA Datuk Ribandang pada
hari terakhir yaitu pada hari Selasa 5 Juni 2018 sebelumnya sudah ada 5 relawan
projek tusiwork yang telah berpartisipasi
menjadi pendamping sejak tanggal 28 Mei 2018. Adapun mata pelajaran yang diulangkan
yaitu berjumlah 13 mata pelajaran.
Saat itu ada 2 siswa
yang harus didampingi. Pendampingn agak berbeda dengan ujian nasional karena
hanya satu soal yangg sama dengan siswa lain dan tanpa soal bertuliskan huruf
braille, jadi pendamping harus benar membacakan soal dan mengisi jawaban sesuai
dengn perkataa siswa yang sedang didampingi.
Reporter : Ilmi